CATUR SMPN1KETAPANG

CATUR SMPN1KETAPANG
CATUR

tentang catur

 Tentang Catur



Aku harus menulis! Menulis apa saja yang ada di kepala karena bila tidak kepala ini akan penuh dengan angka dan kata. Berbagi dengan kertas putih adalah salah satu cara mengurangi isi di dalam kepala ini, selain dengan berdialog dengan siapa saja. Tapi menulis juga adalah dialog, dialog searah dengan diri sendiri. Kertas tidak berbantah dan membantah. Rela ditulisi apa saja, penderitaan, kesenangan, pertengkaran, kenangan, cinta, persatuan, perbenturan, dan segalanya.
Di benakku saat ini dan akhir-akhir ini selalu terlintas catur, yang bagiku adalah permainan, olahraga, ilmu dan seni. Permainan, karena memang sarana bermain. Olahraga, karena dipertandingkan di event-event olahraga di tingkat local, regional dan internasional. Ilmu, karena bisa diterangkan dan menerangkan tentang sesuatu. Dipelajari oleh banyak orang. Dan seni, karena ada keindahan di dalam buah-buah catur itu sendiri dan ada permainan-permainan indah di dalam catur.
Pecatur seniman akan menciptakan langkah-langkah indah mengagumkan untuk meraih kemenangan, bukan hanya mencari kemenangan sekedarnya, dengan cara unggul barang dan kualitas. Sedangkan seniman catur, fokusnya hanya catur tok. Hanya dapat dan ingin menemukan keindahan seni di dalam langkah-langkah catur. Pecatur seniman fokusnya bukan hanya catur tok tapi juga pada seni dan sastra. Seniman catur lebih monoton dan kurang kreatif dibandingkan dengan pecatur seniman.
Pecatur seniman sudah memiliki jiwa seni sebelum mengenal catur, sedangkan seniman catur memiliki jiwa seni setelah mengenal catur. Aku sendiri masih bingung tergolong yang mana.
Catur, papan bujur sangkar, ada 64 bujur sangkar, 32 buah berwarna hitam, 32 lagi berwarna putih. Permainan catur (“cara teratur”) memerlukan perencanaan yang teratur, bagaimana melakukan pembukaan, permainan tengah, penyerangan, pertahanan, dan permainan akhir. Memang sesuatu yang tidak teratur tidaklah indah, tidak baik dan tidak benar. Catur itu indah, mulai dari ke-64 bujur sangkarnya, 16 bidaknya, 4 kudanya, 4 gajahnya, 4 bentengnya, 2 menterinya dan 2 rajanya. Semua biji catur memiliki aturan masing-masing dan patuh pada aturan-aturan itu. Demikian pula manusia hidup di dunia ini memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama.
Catur mengajarkan kita untuk membuat langkah-langkah yang selalu memberi keuntungan, bekerjasama dalam mencapai tujuan, pentingnya posisi strategis, pentingnya melindungi dan melindungi, pengorbanan, kecepatan gerakan, pengaturan tempo, membangun kekuatan dan menyusun serangan.